Tantangan bagi Generasi Muda

Mencari Pengganti Mangku Pastika
Tantangan bagi Generasi Muda
Setelah sejumlah sulinggih menyambut positif pernyataan Gubernur Mangku Pastika yang berkeinginan memunculkan kader muda dalam suksesi 2013, kini giliran sejumlah rektor di Bali mendukung sikap tersebut. Mereka menilai adalah sangat wajar memberi kesempatan kepada generasi muda untuk tampil memimpin Bali kedepan.


Rektor Unud, Prof. Dr. dr. I Made Bakta menilai sudah saatnya Bali dipimpin generasi muda yang energik dan memiliki wawasan dan visioner. Menurutnya, normatif bila Gubernur Bali memiliki pemikiran seperti itu, karena dalam memimpin dan mengelola Bali kedepan memang dibutuhkan kader-kader generasi muda yang berwawasan kedepan, memiliki kapabilitas, visioner dan membela kepentingan Bali. ''Pada umumnya usia yang sudah tua kemampuan secara alamiah akan berkurang. Paling tidak pemimpin yang baik adalah tidak terlalu muda dan tidak juga terlalu tua dan memiliki kemampuan sebagai seorang pemimpin,''katanya.
Rektor Undiknas University Prof. Dr. Gede Sri Darma, ST, MM. menilai adalah langkah tepat untuk memberikan kesempatan generasi muda untuk memimpin Bali kedepan. Sebagai daerah destinasi dunia, Bali perlu dikelola dengan manajemen profesional.
Olehkarenanya apa yang menjadi keinginan Mangku Pastika tersebut merupakan tantangan generasi muda Bali untuk menunjukkan karya nyata dan konsep-konsep dalam pengembangan Bali kedepan.
Karena pada dasarnya Bali membutuhkan figur seorang pemimpin yang energik dan berwawasan luas guna menghasilkan beragam pemikiran dan program yang riil sehingga mampu mengatasi beragam permasalahan yang sedang dihadapi Bali.
Prof. Bakta yang ditemui di sela-sela pelaksanaan SNMPTN, Selasa kemarin, menyatakan, hal utama yang harus dimiliki seorang pemimpin adalah kejujuran, rasa ingin mensejahterakan rakyatnya, memiliki kemampuan manajerial, mampu meredam konflik, serta tegas menentukan arah tujuan, sehingga dengan dana yang terbatas masyarakat dapat merasakan manfaatnya secara merata. Tidak hanya itu saja, pemimpin Bali juga harus memiliki acceptabilitas tinggi (diterima oleh masyarakat Bali). Bila itu semua terpenuhi pasti bisa menjadi figur pemimpin yang baik.
Terkait bagaimana seorang pemimpin mampu mengelola Bali kedepan, Prof. Bakta mengatakan, dalam meratakan pembangunan baik fisik maupun non fisik tidak boleh tercerabut dari akar budaya Bali. Saat ini permasalahan besar yang dihadapi Bali adalah kependudukan. Dimana daya dukung Bali sudah tidak memadai lagi. Siapapun yang memimpin Bali kedepan harus memikirkan pembangunan berkelanjutan terutama dari aspek lingkungan dan budaya,
Sementara Sri Darma menyatakan, sudah saatnya masyarakat memikirkan pemimpin dari tokoh muda yang kreatif dan inovatif. Seorang pemimpin harus mampu menemukan solusi atas
persoalan yang dihadapi masyarakat dalam rangka mencapai kesejahteraan. ''Kita memang memerlukan pemimpin
yang mampu mengajak semua pihak bergerak untuk maju. Dalam konteks itu yang diperlukan adalah pemimpin kreatif dan inovatif,'' ujarnya.
Seperti berita sebelumnya, Gubernur Mangku Pastika berkeinginan memunculkan kader muda dalam suksesi 2013. Gubernur mengakui pada perhelatan nanti umurnya sudah 62 tahun, usia yang sudah uzur untuk memimpin Bali yang dinamis. Untuk menjaring tokoh muda yang visioner Mangku Pastika pun menyarankan Bali Post mengadakan polling. Gubernur juga mensyaratkan calon penggantinya berumur antara 40 - 52 tahun.(bit/lun)

sumber:http://www.balipost.co.id/mediadetail.php?module=detailberita&kid=10&id=52361