Bisnis Mudah Daftar 100% Gratis Kerja Gambang Hasil Luar Biasa. Isi: Hai ada bisnis menarik dan luar biasa dasyat nih!! Di sini kita bisa Mendapatkan Rp. 277.777.778.500,- Lebih Dengan Modal 100% GRATIS!! 100% MUDAH, 100% BEBAS RESIKO! Kerjanya? Sangat mudah! Untuk info Lengkapnya Kunjungi : http://gajigratis.com/?ref=pastiada

Sabtu, 09 Oktober 2010

Anggaran Beasiswa Dipangkas

Pola Berpikir ''Setback'', Kasihan Siswa Miskin
Pemangkasan anggaran beasiswa untuk anak-anak miskin pada APBD 2011 mendapat tanggapan dari pengamat pendidikan Prof. Dr. Wayan Maba dan praktisi pendidikan Prof. Dr. I.B. Gunadha, Sabtu (9/10) kemarin. Selain mengurangi kesempatan anak-anak kurang mampu mengenyam pendidikan, pemangkasan anggaran beasiswa miskin dapat dikatakan pemikiran yang kembali ke belakang.



PROF. MABA kasihan dengan siswa miskin terhadap adanya pemangkasan anggaran beasiswa. Kebijakan ini mengurangi kesempatan bagi anak-anak kurang mampu untuk mengenyam pendidikan atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. ''Kasihan anak-anak miskin kalau anggaran beasiswa untuk mereka sampai dipangkas, kata Prof. Maba yang guru besar Universitas Mahasaraswati ini.

Tegas Maba, dalam UU Sisdiknas disebutkan bahwa subsidi silang mesti dilakukan untuk memeratakan aksesbilitas pendidikan. Dengan demikian, anak kurang mampu secara ekonomi juga memiliki kesempatan yang sama mengenyam pendidikan bersama anak-anak dari keluarga yang mampu. Itu artinya, pemerintah memiliki tanggung jawab membantu biaya pendidikan kepada anak-anak miskin. Pun dalam UUD 45 disebutkan fakir miskin dipelihara oleh negara.

Jika toh ada pemangkasan anggaran, lanjut Maba, hendaknya proporsi anggaran beasiswa miskin tetap mendapat perhatian. Berapa jumlah siswa miskin yang riil di Bali, sekian dana yang mesti dialokasikan untuk membantu biaya pendidikan mereka. Dengan demikian, upaya untuk meningkatkan mutu SDM Bali, baik mereka dari keluarga yang mampu, maupun kurang mampu tetap bisa dilakukan secara maksimal. Cara seperti ini dinilai lebih demokratis oleh Maba.

Praktisi pendidikan yang guru besar Universitas Hindu Indonesia (Unhi) Prof. Dr. I.B. Gunadha mengatakan mengurangi anggaran beasiswa untuk anak miskin, bisa dikatakan pemikiran yang kembali ke belakang (setback). Sebab, selama dua puluh tahun semua pihak berupaya untuk menggairahkan dunia pendidikan agar menghasilkan SDM yang kompetitif. Praktisi pendidikan, satuan pendidikan baik negeri maupun swasta, berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Pemerintah pun didorong mendukung upaya ke arah peningkatan mutu pendidikan tersebut, dengan mengalokasikan anggaran pendidikan yang memadai, yang dari tahun ke tahun diharapkan terus meningkat. Bahkan, idealnya anggaran pendidikan mencapai 20 persen dari keseluruhan jumlah APBN/APBD.

Di tengah bergairahnya anak-anak kurang mampu mengenyam pendidikan, seharusnya pemerintah terus mendorongnya dengan memberikan beasiswa pendidikan. Bukan justru dipangkas. ''Jika itu dilakukan, anak-anak yang kurang mampu, akan kurang mendapatkan kesempatan mengenyam pendidikan,'' katanya.

Memasuki pasar bebas atau era kesejagatan, kata I.B. Gunadha, kualitas SDM sangatlah diperlukan untuk memenangkan persaingan. Itu artinya, pendidikan memegang peranan yang sangat vital. Jika memang anggaran terbatas sehingga ada rencana untuk mengurangi beasiswa, mestinya ada terobosan lain agar biaya pendidikan tetap bisa dikucurkan maksimal, termasuk dana beasiswa bagi anak-anak kurang mampu. (08)

http://www.balipost.co.id/mediadetail.php?module=detailberita&kid=1&id=43113