Bisnis Mudah Daftar 100% Gratis Kerja Gambang Hasil Luar Biasa. Isi: Hai ada bisnis menarik dan luar biasa dasyat nih!! Di sini kita bisa Mendapatkan Rp. 277.777.778.500,- Lebih Dengan Modal 100% GRATIS!! 100% MUDAH, 100% BEBAS RESIKO! Kerjanya? Sangat mudah! Untuk info Lengkapnya Kunjungi : http://gajigratis.com/?ref=pastiada

Selasa, 28 September 2010

Karanganyar (Bali Post) -
Satria Naradha, Minggu (26/9) malam, menyerahkan bendera Merah Putih kepada Romo Puja Berata Sejati di Candi Cetho, Jawa Tengah. Penyerahan bendera ini usai pesrsembahyangan untuk kerahayuan dan kejayaan Indonesia untuk kembali kepada jati diri bangsa. Selain itu juga diserahkan buku-buku terbitan Pustaka Bali Post.

Candi Cetho berada di Desa Gumeng Kecamatan Jenawi Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Candi Cetho dibangun Raja Lingga Warman sekitar tahun 500 Masehi. Kekuasaan Kerajaan Pakuan atau Lingga/linggam diwariskan kepada menantunya yang bernama Tarusbawa yang dilambangkan dengan kura-kura dan linggam. Di Candi Cetho ini pula diyakini Raja Majapahit Brawijaya moksha.

Candi Cetho merupakan sebuah candi bercorak agama Hindu peninggalan masa akhir pemerintahan Majapahit. Penggalian untuk kepentingan rekonstruksi dilakukan pertama kali pada tahun 1928 oleh Dinas Purbakala Hindia Belanda. Berdasarkan keadaannya ketika reruntuhannya mulai diteliti, candi ini memiliki usia yang tidak jauh dengan Candi Sukuh.

Ketika ditemukan keadaan candi ini merupakan reruntuhan batu pada empat belas dataran bertingkat, memanjang dari barat (paling rendah) ke timur, meskipun pada saat ini tinggal 13 teras, dan pemugaran dilakukan pada sembilan teras saja. Strukturnya yang berteras-teras membuat munculnya dugaan akan kebangkitan kembali kultur asli (punden berundak) pada masa itu, yang disintesis dengan agama Hindu. Dugaan ini diperkuat dengan bentuk tubuh pada relief seperti wayang kulit, yang mirip dengan penggambaran di Candi Sukuh.

Pada keadaannya yang sekarang, Candi Cetho terdiri atas sembilan tingkatan berundak. Sebelum gapura besar berbentuk candi bentar, pengunjung mendapati dua pasang arca penjaga. Aras pertama setelah gapura masuk merupakan halaman candi. Aras kedua masih berupa halaman dan di sini terdapat petilasan Ki Ageng Krincingwesi, leluhur masyarakat Dusun Cetho.

Pada aras ketiga terdapat sebuah tataan batu mendatar di permukaan tanah yang menggambarkan kura-kura raksasa, surya Majapahit (diduga sebagai lambang Majapahit), dan simbol phallus sepanjang 2 meter dilengkapi dengan hiasan tindik (piercing) bertipe ampallang.

Pada aras selanjutnya dapat ditemui jajaran batu pada dua dataran bersebelahan yang memuat relief cuplikan kisah Sudhamala, seperti yang terdapat pula di Candi Sukuh. Kisah ini masih populer di kalangan masyarakat Jawa sebagai dasar upacara ruwatan. Dua aras berikutnya memuat bangunan-bangunan pendapa yang mengapit jalan masuk candi. Sampai saat ini pendapa-pendapa tersebut digunakan sebagai tempat melangsungkan upacara-upacara keagamaan. Pada aras ketujuh dapat ditemui dua arca di sisi utara dan selatan. Di sisi utara merupakan arca Sabdapalon dan di selatan Nayagenggong.

Pada aras kedelapan terdapat arca phallus (disebut ''Kuntobimo'') di sisi utara dan arca Sang Prabu Brawijaya V dalam wujud Mahadewa. Pemujaan terhadap arca phallus melambangkan ungkapan syukur dan pengharapan atas kesuburan yang melimpah atas bumi setempat. Aras terakhir (kesembilan) adalah aras tertinggi sebagai tempat pemanjatan doa. Di sini terdapat bangunan batu berbentuk kubus. (ram)

Sabtu, 18 September 2010

Pendatang Serbu Bali, 561 Dipulangkan

Negara (Bali Post) -
Puncak arus balik Lebaran terjadi Sabtu (18/9) kemarin. Sementara pemeriksaan identitas kependudukan (KTP) yang dilakukan di pintu masuk Pelabuhan Gilimanuk belum maksimal. Ini menyebabkan penduduk pendatang sebagian besar komenyerbu Bali. Petugas sudah maksimal menjalankan pemeriksaan KTP, namun masih saja ada pendatang tanpa KTP yang lolos hingga ke Denpasar.

Pemeriksaan sejatinya sudah ketat dan berlapis namun masih ada yang memanfaatkan jalur tikus untuk lolos. Bahkan, sejumlah personel kepolisian sesuai perintah dari Kapolda Bali ditempatkan di Pelabuhan Ketapang guna pemeriksaan kelengkapan identitas. Polisi juga melakukan penyisiran di atas kapal terhadap pendatang yang tidak mengantongi KTP.

Jalur tikus yang masih rawan adalah menyusuri tepian pantai dari dermaga hingga menuju ke Pasar Gilimanuk. Selain itu, para penumpang di bus dan truk yang luput dari pemeriksaan petugas Pos KTP. Para penumpang bus ini sengaja diminta oleh kru bus agar tidak turun dan bersembunyi guna menghindari pemeriksaan KTP. Begitu pula dengan pejalan kaki dan pengendara sepeda motor banyak yang berupaya mengelabui petugas Pos KTP.

Seperti yang terjadi Sabtu (18/9) kemarin, beberapa pendatang didapati menggunakan KTP orang lain. Namun upaya itu diketahui petugas dan mereka akhirnya dipulangkan. Rombongan mobil pelayan kafe di Denpasar dari Jawa Barat terpaksa juga harus menunggu lama lantaran sopirnya tidak membawa KTP. Petugas terpaksa memulangkan sopir beserta mobil suzuki APV yang dikemudikannya. Sedangkan rombongan cewek kafe itu dijemput dari Denpasar.

Dari data di Pos KTP Gilimanuk dari puluhan ribu pendatang yang masuk Bali sejak Sabtu (11/9) hingga Jumat (17/9) lalu, terjaring 781 pelanggaran kependudukan. Dari jumlah itu 561 orang di antaranya dipulangkan. Mereka boleh melanjutkan perjalanan lantaran tujuan ke Lombok ataupun alasan wisata di Bali. Beberapa di antaranya diperbolehkan ke Denpasar karena dijamin oleh warga yang tinggal di Bali.

Khusus untuk alasan penjaminan ini, petugas pos menyiapkan dua form. Form pertama bila penjaminnya instansi (Polisi, PNS, TNI dan lain-lain) serta form bagi penjamin warga biasa. Selain petugas dari Dafdukcapil dan Satpol PP, pemeriksaan KTP ini juga melibatkan Kominda, LSM serta TNI.

Lurah Gilimanuk, IGN Rai Budi mengatakan personel pemeriksaan di Pos KTP juga melibatkan Linmas Kelurahan Gilimanuk. Hal itu untuk mengantisipasi para pendatang yang naik ojek mengaku warga Gilimanuk. Pasalnya ada segelintir ojek yang memberi jasa pendatang melewati Pos KTP tanpa diperiksa dengan alasan warga Gilimanuk. ''Linmas ini kan tahu mana warga Gilimanuk atau bukan, kita harapkan bisa mengecek penumpang ojek agar tidak lolos begitu saja,'' tandasnya.

Selain itu terdapat tujuh pegawai dan lima Satpol PP. Pos pemeriksaan sempat mendapatkan bantuan dari Propinsi Bali sebanyak 10 orang, namun hanya saat pemeriksaan Jumat (17/9) malam lalu saja. Pihaknya berharap masalah pemeriksaan ini dilakukan bersama-sama baik provinsi dan pemkab lain ikut membantu. (sur)

Jumat, 10 September 2010

NASA: Dua Asteroid Lewati Bumi Pada 8 September


Antara

Washington (ANTARA/Xinhua-OANA) - Dua asteroid melewati dalam jarak bulan dari Bumi pada Rabu, namun tidak akan menghantam bumi, kata Penerbangan dan Antariksa Nasional Amerika Serikat (NASA) Selasa.

Survei Catalina Sky kini berada dekat Tucson, Arizona menemukan kedua obyek itu pada Ahad lalu.

Pusat Planet Kecil di Cambridge, Massachussets, meninjau kembali observasi mereka dan memutuskan orbit-orbit awal.

Petugas Pusat Planet menyimpulkan kedua benda itu akan melewati dalam jarak antara bulan dan bumi, sekitar 240.000 mil.

Asteroid tersebut bisa dilihat dengan teleskop amatir berukuran moderat.

Menurut NASA, asteroid 2010 RX30 itu diperkirakan berukuran 32 sampai 65 kaki dan akan melewati dalam kisaran 154.000 mil dari Bumi pada pukul 05:51 waktu Washington Rabu.

Obyek kedua, 2010 RF12, diperkirakan berukuran 20 sampai 46 kaki dan akan melewati dalam kisaran 49.000 mil pada pukul 17:12 waktu setempat.

Rabu, 01 September 2010

'Mahasisya Upanayana'' Ditutup
Prof. Titib: Jadikan IHDN Kampus Perdamaian
Bangli (Bali Post) -
Mahasisya Upanayana Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar ditutup Selasa (31/8) kemarin. Dengan paradigma baru pendidikan, diharapkan IHDN dapat menjadi kampus perdamaian sekaligus menerapkan prinsip-prinsip Veda, kasih sayang dan persaudaraan dalam menerapkan pendidikan.

Rektor IHDN Denpasar Prof. Dr. I Made Titib, Ph.D. dalam sambutan mengatakan, IHDN memulai sistem pendidikan dengan paradigma baru, yakni bebas dari kekerasan dan bersih dari perpeloncoan. Prof. Titib mengimbau agar kampus IHDN dijadikan kampus kedamaian di mana setiap orang yang datang mendapatkan kedamaian dan ilmu pengetahuan.

Dikatakannya, upanayana merupakan tradisi Veda di masa lalu, di mana seorang calon sisya yang datang di sekolah atau gurukula disambut oleh guru dan dilakukan persiapan-persiapan untuk menempuh studi. Hal ini, kata guru besar Veda ini, ditradisikan di IHDN sejak dulu. Setelah dinyatakan tamat menempuh studi dilaksanakan samawartana.

Kata Prof. Titib, kegiatan upanayana di antaranya pengenalan kampus serta tugas dan kewajiban seorang mahasiswa. Pengenalan dosen dan seluruh staf juga dinilainya sangat penting agar terjalin hubungan yang sangat baik demi suksesnya pendidikan. Hubungan guru dan murid, katanya, seperti layaknya hubungan bapak-anak, yang dilandasi dengan kasih sayang, penghargaan dan persaudaraan. ''Karena pada hakikatnya kita adalah satu keluarga. Saya imbau mari kita meningkatkan rasa kekeluargaan, rasa persaudaraan. Prinsip-prinsip Veda, sistem pendidikan Hindu harus diterapkan,'' ujarnya.

Rektor juga menekankan semua pihak harus mengembangkan sikap susrusa -- mahasiswa baru harus dan wajib hormat kepada senior, pegawai, dosen bahkan kepada tukang kebun. Demikian pula meminta agar siswa aktif mengikuti unit kegiatan mahasiswa (UKM). Sejumlah UKM baru akan dibentuk seperti kewirausahaan, bahasa Sansekerta dan Hindu, seni lukis dan seni ukir. Kegiatan ini diawali dengan kegiatan manusa yajna berupa donor darah, penanaman pohon-pohon upakara, melepas burung dan berbagai kegiatan lainnya. Harapannya, dengan makin baiknya fasilitas yang disediakan kampus, diharapkan para mahasiswa jauh lebih cerdas, dan lebih maju dari angkatan sebelumnya bahkan lebih cerdas dari dosennya. Semangat untuk belajar, katanya, harus lebih baik dengan berbagai fasilitas dan kegiatan.

Penutupan berlangsung semarak. Cedil, Dadong Rerod dan Mang Pekak memeriahkan kegiatan dengan lawakan segar. Selain itu, diva pop Bali Dek Ulik juga menghibur dan memberikan semangat. Demikian pula, para mahasiswa dari masing-masing unit kegiatan, seperti Yoga dan seni unjuk kebolehan. Secara resmi, mahasiswa baru diterima sebagai keluarga dalam menempuh pendidikan di IHDN. (r)